Minggu, 25 November 2012

Indonesia 2-2 Laos


Indonesia dengan susah payah mengamankan satu poin dalam laga perdana di AFF Suzuki Cup 2012 ketika menghadapi Laos. Diwarnai dengan dua kartu merah, Laos sempat dua kali mengungguli Indonesia di masing-masing babak.

Pada babak pertama, Khampeng membuat Laos unggul 1-0 melalui titik putih yang kemudian disamakan oleh Maitimo. Di babak kedua, Keoviengphet Liththideth kembali membawa Laos unggul, beruntung Vendry Mofu berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-89.

Hasil imbang tersebut membuat peluang Indonesia untuk lolos ke semi-final cukup berat. Mengingat mereka harus menghadapi Singapura dan tuan rumah Malaysia di laga berikutnya.

Babak Pertama


Kedua tim langsung menampilkan permainan cepat sejak menit pertama, Laos tampak menguasai permainan di lima menit pertama. Peluang didapat melalui tembakan jarak jauh Visay namun masih belum menemui sasaran.

Perlahan Indonesia mulai memegang kendali permainan. Peluang emas didapat Irfan Bachdim di menit ke-11. Mendapatkan umpan silang mendatar dari Andik Vermansyah, Irfan langsung melepas tembakan yang akurat tetapi masih dapat dihalau kiper, bola muntah kembali ke arah Irfan, sayang tembakan keduanya melayang di atas mistar.

Indonesia terus memberi tekanan melalui sayap kanan yang diisi Andik. Umpan silangnya kembali dapat dimanfaatkan, kali ini oleh Bambang Pamungkas, sayang tembakannya masih dapat diblok bek Laos.

Laos yang terus ditekan dan kesulitan menembus lini pertahanan Indonesia, mencoba mencuri gol melalui tendangan jarak jauh. Visay kembali mendapatkan momen untuk melepaskan tembakan dari luar kotak penalti, namun kembali akurasinya masih lemah.

Pada menit ke-24, Laos mendapatkan peluang emas untuk mencetak gol memanfaatkan serangan balik. Khampeng mendapatkan umpan terobosan yang sangat bagus hingga mampu menembus kotak penalti, beruntung Endra Prasetya berhasil menggagalkan peluang tersebut.

Bencana menghadiri Indonesia ketika Endra Prasetya melanggar striker Laos di kotak terlarang. Selain dijatuhi hukuman penalti, kiper utama Indonesia tersebut juga mendapatkan kartu merah. Eksekusi penalti diambil oleh Khampeng dan berhasil mengelabui kiper pengganti Wahyu Tri Nugroho sehingga kedudukan berubah menjadi 1-0 untuk Laos.

Pada menit ke-33, giliran Laos yang kehilangan salah satu pemain mereka. Wasit tanpa ampun mengganjar Sopha Saysana dengan kartu merah, setelah ia menendang Andik Vermansyah di daerah pertahanan Laos.

Dengan jumlah pemain yang sama, Indonesia akhirnya berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di menit ke-43, melalui tandukan Maitimo yang memanfaatkan situasi kemelut menyusul tendangan penjuru yang dilepaskan Cussel.

Babak Kedua

Indonesia langsung memberi tekanan pada pertahanan Laos, beberapa kali peluang didapatkan oleh Bambang Pamungkas di sepuluh menit awal, namun rapatnya pertahanan lawan membuat striker Persija Jakarta tersebut belum mampu mencetak gol.

Pada menit ke-59, Laos hampir kembali meraih keunggulan setelah salah satu pemain mereka lolos dari jebakan offside, beruntung Wahyu Tri dengan cepat keluar dari sarangnya sehingga peluang tersebut dapat dimentahkan.

Empat menit kemudian, Wahyu Tri kembali dipaksa bekerja keras untuk mengamankan gawangnya. Kali ini, ia berhasil menepis tendangan bebas akurat yang dilepaskan oleh Phatthana Syvilai.

Laos mulai memegang kendali permainan melalui serangan cepat mereka. Khampeng beberapa kali mengancam melalui tendangan dari luar kotak penalti yang juga masih dapat diantisipasi oleh Wahyu Tri. Pada menit ke-68, Laos sebenarnya berhasil mencetak gol, namun wasit menganulirnya setelah Keoviengphet Liththideth dinilai mengontrol bola dengan tangannya.

Indonesia mencoba keluar dari tekanan dari serangan-serangan Laos. Pada menit ke-74 Indonesia memperoleh peluang melalui tendangan jarak jauh Vendry Mofu yang berhasil ditepis dengan susah payah oleh Sengpachan.

Khampeng kembali memperoleh peluang untuk mencetak gol setelah ia mampu menerobos ke kotak penalti Indonesia, tetapi tembakannya terlalu lemah sehingga dapat diantisipasi dengan mudah oleh Wahyu Tri.

Setelah terus memberi tekanan bertubi-tubi, Laos akhirnya kembali meraih keunggulan 2-1 di menit ke-79 setelah aksi individu Keoviengphet Liththideth mampu diakhiri dengan tembakan yang menjebol gawang Wahyu Tri.

Suporter Indonesia kembali bersorak setelah Vendry Mofu berhasil menyambar bola muntah hasil tembakan Andik untuk mengubah kedudukan menjadi 2-2 di menit ke-89. Hasil imbang tersebut bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir.



Susunan Pemain:

Indonesia:
Endra Prasetya, Novan Setya, Wahyu Wijiastanto, Handi Ramdhan, Raphael Maitimo, Tonnie Cussel, Taufiq, Oktovianus Maniani, Andik Vermansyah, Bambang Pamungkas, Irfan Bachdim

Laos:
Sengphachan, Ketsada, Khampoumy, Soukaphone, Visay, Phatthana, Vilayout, Sopha, Viengsavanh, Kovanh, Khampheng

Sumber : http://id.olahraga.yahoo.com/news/laporan-pertandingan-indonesia-2-2-laos-120000266--sow.html

Jumat, 18 November 2011

Pengurus PSSI, buka mata dan hati kalian! malu, tau!

Jangan lupa hari ada tanding bal-balan semi final Sea Games antara Indonesia versus Vietnam. Bisa dipastikan masyarakat, utamanya penggemar bal-balan di Jakarta, akan ngeluruk nggruduk stadion GBK Senayan. Hiruk-pikuk, gegap gempita, suara-suara membahana pasti akan kita temui di sana. Kalau Anda pergi ke senayan, tapi tak suka kebisingan jangan lupa bawa alat budeg, atau dengerin aja lagu-lagu dari HP melalui headset, dijamin ndak brebeken.
Tim Nas Sea games kali ini bolehlah dibilang ciamik. Walau kalah 01 dari malaysia tak apalah, toh itu bukan penampilan sesungguhnya, lagi pula dari segi pertandingan, utamanya babak ke 2- saya kira itu hanya dewi fortuna saja yang belum memihak, karena minimal ada 3 peluang emas yang mestinya menjadi gol tapi lolos. Memang lagi apes, lupakan.Tatap ke depan, RD harus menampilkan the wining team yang sesungguhnya!
Target emas sepak bola, dengan melihat penampilan Tim Nas kali ini, bolehlah optimis didapat. Kalau seandainya gagal, gimana? Apakah kita perlu mencaci-maki, misuh-misuh, tak usahlah begitu. Yang penting Tim Nas menampilkan penampilan terbaiknya saat ini, kita optimis hasilnya akan maksimal, juara. Insya Allah!
Lantas, siapa yang paling senang kalau Tim Nas juara? Seluruh rakyat Indoneisa. Lantas, siapa yang paling diuntungkan jika Tim Nas juara?  PSSI.
Sejauh ini kita bangga dengan RD dan tim, tapi, terus terang tidak dengan PSSI. Ngomongin PSSI, dengan melihat perkembangan  terakhir ini, terasa sebal, dongkol dan gregetan. Apa maunya orang-orang itu? Teriak-teriak reformasi dengan melengserkan Nurdin Halid,…eh ternyata tidak lebih cakap, tidak lebih profesional, tetap gontok-gontokan, mau menang sendiri, Nurdin Halid pun tertawa melihatnya.
Sudahlah, hentikan semua itu. Rapatkan barisan, satukan langkah, buang jauh-jauh egoisme. Rakyat Indonesia menunggu karya besarmu, bukannya omong besarmu! Yang merasa tak mampu mundur.
WAHAI SEGENAP PENGURUS PSSI; BUKA MATA DAN HATI KALIAN!!! MEMALUKAN, TAU!

Kamis, 17 November 2011

Tukang Parkir Peraih Emas










TRIBUNNEWS.COM - ANDAI Mohammad Iqbal tak menuruti anjuran orangtuanya untuk beralih dari olah raga sepak bola ke gulat, mungkin nasibnya akan berbeda. Lima tahun lalu, pada 2006, ayahnya menitipkannya pada Suryadi Gunawan, pelatih gulat Samarinda, untuk dibina. Keputusan yang sungguh tepat.
Anak muda ini memang punya talenta luar biasa. Terbukti, lima tahun kemudian ia meraih emas di SEA Games pertamanya.

Muhammad Iqbal meraih emas di kelas 50 kilogram gaya bebas putra setelah mengalahkan pegulat Thailand, Kritsada Benmart, di Jakabaring, Palembang (16/11). Emas yang terbilang mengejutkan karena pegulat 20 tahun ini tak ditarget menjadi juara.
Iqbal pun mempersembahkan medali emas tersebut untuk orang-tuanya, sang bapak Nyompa, dan sang ibu, Tanwir. Ia berjanji, bonus dari emas itu digunakan untuk membeli rumah bagi orang-tuanya. "Mudah-mudahan duitnya cukup untuk membeli rumah, untuk kedua orang tua saya," kata Iqbal.
Ia berkisah, kehidupannya sejak kecil memang terbilang tak mampu. Putra kedua dari empat bersaudara ini kerap harus membantu perekonomian keluarga dengan melakukan apa saja. Mulai dari jadi tukang parkir, sampai jual lukisan.
Iqbal tak pernah malu melakukan apa saja untuk mendapatkan uang, sepanjang itu halal. "Setiap Minggu pagi saya selalu menjaga parkir kendaraan di Kantor Pemkot Samarinda karena kawasan itu menjadi tempat orang untuk berolahraga ringan seperti jalan dan jogging," tutur M. Iqbal seperti dikutip dari Antara.
"Terkadang saya juga ikut kerja nyuci motor, atau berjualan lukisan dan baju kaus di depan halaman KONI, pada bulan puasa atau pas ada keramaian lainnya, yang terpenting bisa mendapatkan duit halal," papar pria kelahiran 11 Oktober 1991 di kota Samarinda itu.
Semua upaya itu terpaksa dilakukan oleh M Iqbal, demi membantu orangtuanya yang dengan susah payah menghidupi dan menyekolahkan dia dan saudaranya, hingga dia saat ini bisa mengenyam bangku kuliah.
"Saya bersyukur masih bisa kuliah, sekarang saya semester empat di jurusan Hukum Universitas, Mulawarman Samarinda, memang satu tahun ini saya ijin karena ikut persiapan SEA Games, namun seusai SEA Games insya Allah saya akan teruskan kuliah lagi sampai selesai," kata Iqbal.
Sebagai atlet yang tidak diunggulkan mendapatkan emas, Iqbal mengaku sangat bersyukur dan bangga bisa mengibarkan bendera merah putih pada debut pertamanya di ajang SEA Games tersebut.
"Selain untuk Bangsa dan Negara, medali ini juga saya persembahkan untuk kedua orang tua, semua pelatih dan teman-teman saya yang selalu memberikan motivasi dan doa, sehingga saya bisa berhasil seperti sekarang ini," tutur M Iqbal. (Tribunnews)

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes